Gambar: Mask |
Nama Laban
pertama kali muncul saat hamba Abraham, Eliezer, datang hendak meminang Ribka,
adiknya, untuk dijadikan istri Ishak. Perannya yang begitu menonjol dalam
keluarganya membuat kisah hidupnya menarik untuk diperhatikan. Sayang, image
tentang Laban hingga saat ini tidaklah baik. Laban lebih dikenal sebagai mertua
yang jahat, karena menipu dan mengambil keuntungan dari Yakub, menantunya.
Meski demikian, tentunya kita sepakat bahwa tidak ada seorangpun seak lahir
ingin menadi orang jahat, seperti dikuasai sifat curang, penipu, pencuri,
pembunuh, dan lain sebagainya.
Setiap manusia
memiliki sisi baik dan sisi buruknya, kelebihan dan kekurangannya. Hanya saja
ada orang yang berjuang untuk hidup dengan sisi baiknya, ada yang hanyut bahkan
tenggelam dalam sisi buruknya. Laban adalah orang yang berhenti mempertahankan
sisi baiknya dan justru larut dalam sisi buruknya. Sisi baik yang pernah
dimiliki oleh Laban adalah kebaikan hati, kejujuran, dan keadilannya. Hal ini
terlihat jelas saat ia menyambut dan menerima Yakub yang ketika itu sedang berusaha
melarikan diri dari Esau, untuk tinggal bersama dengannya.
Baca Juga:
Bahkan tidak
hanya memberi tumpangan, Labanpun menawarkan upah kepada Yakub karena telah
bekerja untuknya. Sebenarnya hal yang wajar bila Yakub bekerja untuk Laban, dan
Laban mendapatkan semua kerja keras Yakub selama sebulan, mengingat Yakub
menumpang dirumahnya, terlebih Yakub adalah keponakannya. Tetapi, hati yang
baik telah menuntun Laban berbuat yang baik juga, dan bertindak secara adil
kepada Yakub dengan berkeinginan untuk membayar upah sesuai dengan hasil kerja
keras Yakub.
Mungkin
hanya ini sisi baik yang kita ketahui dari Laban, tetapi kebaikan hati, kejujuran,
dan keadilan yang pernah diperlihatkannya cukup memberi kita pelajaran berharga,
bahwa kebaikan hati, kejujuran, dan
keadilan sudah seharusnya dijunjung dimana pun kita berada. Tidak mudah memang
untuk berbuat baik, jujur, dan adil apalagi bila diri kita semakin banyak
diuntungkan, terbukti setelahnya Laban berlaku serong kepada Yakub. Belum lagi
dizaman ini manusia semakin egosentris, maka kebaikan hati, kejujuran dan
keadilan hanya dianggap sebagai kebodohan.
Tetapi jangan
biarkan diri kita terkontaminasi oleh kebiasaan “orang dunia”, karena panggilan
kita adalah untuk menjadi berbeda dengan dunia ini. Latihlah diri kita untuk
berbuat baik, jujur dan adil mulai dari hal-hal kecil dan mulailah dari
orang-orang dilingkup terkecil kita (orang-orang disekitar kita). Dengan begitu,
niscaya kita bisa berbuat baik, jujur dan adil dalam segala aspek hidup kita. Tuhan
tentu akan mengapresiasi sikap kita tersebut lebih daripada yang dunia tunjukkan.
Ada janji penyertaannya! Maka jangan takut bangkrut, rugi, susah, miskin,
dianggap bodoh, dan lain sebagainya.
Kata-Kata Bijak Hari Ini
“Baik hati, jujur, dan
adil adalah sifat Tuhan dan sebagai orang percaya sudah seharusnya kita
meneladaniNya.”
Source: Mansor Book
Edited By: Nuel
0 komentar