Gambar: Quote |
Si penipu,
itulah image yang dikenal oleh banyak orang tentang Laban. Benar apa yang
dijelaskan oleh firman Tuhan bahwa harta bisa membawa seseorang jauh dari Tuhan
dan berbuat kejahatan. Laban yang mulanya tidak ingin mengambil keuntungan
sedikitpun dari Yakub, kemudian menipu Yakub dengan memberikan Lea bukannya
Rahel untuk menjadi istri, sebagaimana yang dijanjikannya kepada Yakub. Sangat mungkin
ketika Yakub bekerja selama tujuh tahun bagi Laban, Laban mendapatkan hasil
kerja Yakub yang memuaskan dan menguntungkan.
Sehingga pikir
Laban, jika ia memberikan Rahel, wanita yang sangat dicintai Yakub, pastilah
Yakub akan kembali kenegerinya, yang artinya ia akan kehilangan keuntungan yang
ia dapat selama Yakub bekerja padanya. Cara yang digunakan Laban untuk menipu pun
sangat cerdik, sehingga Yakub tidak dapat mengajukan keberatan kepadanya. Ia tidak
memberitahu terlebih dahulu kepada Yakub akan tradisi di daerahnya, dimana
tidaklah pantas bagi seorang adik untuk menikah sebelum kakaknya menikah,
sehingga Yakub tidak memiliki pilihan untuk mencari jalan keluar.
Baca Juga:
Disamping itu,
dengan mengundang banyak orang dan mengadakan perjamuan pernikahan, Laban
mempunyai banyak saksi atas pernikahan Yakub dengan Lea, sehingga Yakub tidak
bisa menuntut perjanjian yang hanya diketahui mereka berdua dan Tuhan. Penipuan
yang dilakukan oleh Laban jelas penipuan berencana. Ini terlihat jelas ketika
ia tidak segera memberikan Rahel, padahal waktu yang disepakatinya bersama
Yakub telah berakhir. Sampai-sampai Yakub harus memintanya kembali kepada
Laban. Sangatlah tidak mungkin Laban melupakan tenggat waktu itu, mengingat
putrinyalah yang menjadi kesepakatan antara dia dengan Yakub.
Ada hukuman
mengerikan bagi si penipu. Alkitab menyamaratakan penipu dengan orang cabul,
penyembah berhala, orang berzina, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir,
dan pemabuk, yang tidak mendapatkan tempat didalam Kerajaan Sorga (1 Kor
6:9-10). Penipu yang dimaksud disini adalah orang yang rakus demi mendapatkan
keuntungan diri sendiri. Alkitab tidak membedakan antara penipu dalam skala
kecil maupun dalam skala besar. Tipu tetaplah tipu!
Dalam setiap
detik hidup kita, Iblis terus berusaha menjerat kita melalui kedagingan kita,
sehingga jika kita lengah, kita dipermainkannya. Karenanya tetaplah setia dalam
doa, membaca dan merenungkan firmannya, sebab itulah yang akan membuat kita
tetap melangkah pada koridor yang menghubungkan kita dengan Tuhan. Hal lain
yang perlu kita lakukan adalah percaya pada penyertaannya, bahwa ia akan
memberkati dan mencukupkan segala yang kita perlukan, asalkan kita hidup benar
di hadapanNya (Mzm 84:12). Belajarlah juga untuk bersyukur, sehingga kita tidak
perlu untuk menipu dalam hidup kita.
Ayat-ayat Alkitab yang bersangkutan:
Kejadian 29:16-26; Mazmur 120:2-4; Amsal 20:17
Kata-Kata Bijak Hari
Ini
“Menipu awalnya
merugikan orang lain, tetapi selanjutnya merugikan diri sendiri sebab dapat
menghilangkan kepercayaan orang lain”
Source: Mansor Book
Edited By: Nuel
0 komentar