Rabu, 20 September 2017

Bibit Cinta Harta (Kejadian 24:29-36, 50-53; Timotius 6:7-11)

Bibit Cinta Harta (Kejadian 24:29-36, 50-53; Timotius 6:7-11)
Gambar: Harta


Laban, ia adalah putra Betuel bin Nahor bin Terah, saudara laki-laki Ribka, ayah dari kedua istri Yakub, Lea dan Rahel. Kisah Laban dimulai dengan sesuatu yang tidak baik, yaitu bahwa dia memiliki bibit cinta harta. “... Laban berlari keluar mendapatkan orang itu, kemata air tadi, sesudah dilihatnya anting-anting itu dan gelang pada tangan saudaranya, ...”. Walau hanya sekilas, tetapi kalimat ini memperlihatkan secara jelas bahwa Laban memiliki ketertarikan pada sesuatu yang “berkilau”. Caranya bereaksi menunjukkan adanya bibit cinta harta didalam dirinya.

Pertama, ia berlari menghampiri hamba Abraham, yang ditafsirkan bernama Eliezer. Berlari disini bukanlah berlari biasa, tetapi terburu-buru. Seakan takut bila Eliezer pergi, sehingga ia berlari untuk mendapatkannya. Kedua, Laban melayani Eliezer dengan sangat baik. Tidak hanya kepada Eliezer tetapi juga kepada orang-orang yang datang bersama Eliezer. Bahkan unta-unta yang dibawa oleh Eliezer pun tidak luput dari perhatiannya. Sebagai tuan rumah, tentu adalah hal yang baik menjamu tamu-tamunya dengan layanan yang baik. Tetapi, tidak bisa diabaikan bahwa yang dilakukan Laban didasari oleh apa yang dilihatnya pada tangan Ribka. Tidak sampai disitu saja, bahkan tanpa berpikir panjang, Laban dan Betuel, ayahnya langsung menyetujui permintaan Eliezer setelah Eliezer menceritakan maksud kedatangannya.

Baca Juga:


Mungkin disatu sisi karena Eliezer mengatasnamakan Tuhan dalam perjumpaannya dengan Ribka, tetapi disisi lain, tidak menutup kemungkinan karena Laban, yang sepertinya sangat berperan didalam keluarganya, semakin terbelalak terhadap “kilauan” saat mendengarkan cerita Eliezer tentang Ishak (ay 34-36). Mungkin saja Laban berpikir bahwa pernikahan itu akan membawa keuntungan baginya dan keluarganya. Setidaknya ia akan sedikit kecipratan apa yang menjadi kepunyaan Ishak. Jika yang dilakukan Laban ini bukan bibit cinta harta, setelahnya tidak mungkin ada banyak hal negatif yang dilakukan olehnya, yang orientasinya adalah pada harta.

Cinta harta, secara khusus cinta uang adalah penyakit berbahaya bagi roh dan jiwa manusia. Bila tidak diwaspadai, maka seseorang akan terseret kedalam ketamakan, lalu melahirkan kejahatan-kejahatan lainnya. Orang yang cinta harta berpotensi kehilangan keintiman dengan Tuhan, sehingga cepat atau lambat akan terjatuh kedalam berbagai pelanggaran. Firman Tuhan melarang kita untuk cinta harta, terutama uang, karena apa yang kita cintai, tentu itulah yang menjadi perhatian dan prioritas kita. Cinta harta adalah saat orientasi hidup kita hanya tertuju pada harta, hari-hari kita dilewati hanya untuk memburu harta, sementara yang lain diabaikan. Karenanya, berhati-hatilah jika bibit-bibit cinta harta itu ada didalam diri kita. Mintalah senantiasa hikmat dan penertaannya dan rainlah menyelidiki hati sendiri

Kata-Kata Bijak Hari Ini
“Memiliki hikmat Tuhan membuat kita mampu menyadari dan menghentikan pertumbuhan bibit cinta harta”

Source: Mansor Book
Edited By: Nuel
        
Load disqus comments

0 komentar