Gambar: Harta |
Laban, ia
adalah putra Betuel bin Nahor bin Terah, saudara laki-laki Ribka, ayah dari
kedua istri Yakub, Lea dan Rahel. Kisah Laban dimulai dengan sesuatu yang tidak
baik, yaitu bahwa dia memiliki bibit cinta harta. “... Laban berlari keluar mendapatkan orang itu, kemata air tadi, sesudah dilihatnya anting-anting itu dan
gelang pada tangan saudaranya, ...”. Walau hanya sekilas, tetapi
kalimat ini memperlihatkan secara jelas bahwa Laban memiliki ketertarikan pada
sesuatu yang “berkilau”. Caranya bereaksi menunjukkan adanya bibit cinta harta
didalam dirinya.
Pertama, ia
berlari menghampiri hamba Abraham, yang ditafsirkan bernama Eliezer. Berlari disini
bukanlah berlari biasa, tetapi terburu-buru. Seakan takut bila Eliezer pergi,
sehingga ia berlari untuk mendapatkannya. Kedua, Laban melayani Eliezer dengan
sangat baik. Tidak hanya kepada Eliezer tetapi juga kepada orang-orang yang
datang bersama Eliezer. Bahkan unta-unta yang dibawa oleh Eliezer pun tidak
luput dari perhatiannya. Sebagai tuan rumah, tentu adalah hal yang baik menjamu
tamu-tamunya dengan layanan yang baik. Tetapi, tidak bisa diabaikan bahwa yang
dilakukan Laban didasari oleh apa yang dilihatnya pada tangan Ribka. Tidak sampai
disitu saja, bahkan tanpa berpikir panjang, Laban dan Betuel, ayahnya langsung
menyetujui permintaan Eliezer setelah Eliezer menceritakan maksud
kedatangannya.
Baca Juga:
Mungkin disatu
sisi karena Eliezer mengatasnamakan Tuhan dalam perjumpaannya dengan Ribka,
tetapi disisi lain, tidak menutup kemungkinan karena Laban, yang sepertinya
sangat berperan didalam keluarganya, semakin terbelalak terhadap “kilauan” saat
mendengarkan cerita Eliezer tentang Ishak (ay 34-36). Mungkin saja Laban
berpikir bahwa pernikahan itu akan membawa keuntungan baginya dan keluarganya. Setidaknya
ia akan sedikit kecipratan apa yang menjadi kepunyaan Ishak. Jika yang
dilakukan Laban ini bukan bibit cinta harta, setelahnya tidak mungkin ada banyak
hal negatif yang dilakukan olehnya, yang orientasinya adalah pada harta.
Cinta harta,
secara khusus cinta uang adalah penyakit berbahaya bagi roh dan jiwa manusia. Bila
tidak diwaspadai, maka seseorang akan terseret kedalam ketamakan, lalu melahirkan
kejahatan-kejahatan lainnya. Orang yang cinta harta berpotensi kehilangan
keintiman dengan Tuhan, sehingga cepat atau lambat akan terjatuh kedalam
berbagai pelanggaran. Firman Tuhan melarang kita untuk cinta harta, terutama
uang, karena apa yang kita cintai, tentu itulah yang menjadi perhatian dan
prioritas kita. Cinta harta adalah saat orientasi hidup kita hanya tertuju pada
harta, hari-hari kita dilewati hanya untuk memburu harta, sementara yang lain
diabaikan. Karenanya, berhati-hatilah jika bibit-bibit cinta harta itu ada
didalam diri kita. Mintalah senantiasa hikmat dan penertaannya dan rainlah
menyelidiki hati sendiri
Kata-Kata Bijak Hari
Ini
“Memiliki hikmat Tuhan
membuat kita mampu menyadari dan menghentikan pertumbuhan bibit cinta harta”
Source: Mansor Book
Edited By: Nuel
0 komentar